Rabu, 19 November 2014

Upgrade Flexy ke Telkomsel

Nomor Telepon Flexi Segera Upgrade ke Telkomsel Jadi 0851

PT Telkom secara resmi akan menghentikan layanan Telkom Flexi dalam enam bulan ke depan. Bagi pelanggan flexi yang saat ini masih aktif segera melakukan migrasi ke Telkomsel.

Program upgrade flexi ke Telkomsel ini dilakukan karena adanya kebijakan pemerintah dalam pengaturan frekuensi. Teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) juga sudah tidak lagi diproduksi lagi sehingga teknologi yang berbasis CDMA di dunia nantinya hilang. Jumah pelanggan flexi saat ini sekitar 4,2 juta seluruh Indonesia.

Mekanisme migrasi pelanggan flexi ke Telkomsel sangat mudah. Pelanggan bisa mendatangi plasa telkom terdekat dengan menunjukkan kartu flexi serta data diri. Nantinya, pelanggan akan mendapatkan kartu GSM dengan nomor khusus empat angka digit di depan yakni 0851 yang akan dikombinasikan enam digit nomor CDMA milik pelanggan. Dan, nominal pulsa yang ada di kartu CDMA akan dipindah ke kartu GSM. Pelanggan flexi prabayar akan menjadi As Flexy, sedangkan pelanggan Flexi pascabayar menjadi Hallo Flexy.  Tarif  yang berlaku setelah migrasi tetap sama. Jadi tidak mengikuti Telkomsel. 
(diolah dari berbagai sumber)
 

Kamis, 13 November 2014

InDiCampus: e-Akademik, Sistem Informasi Akademik

· Sistem Informasi Akademik (e-Akademik)

Salah satu komponen penting dalam program InDiCampus (Indonesia Digital Campus) adalah sistem informasi akademik yang handal.

e-Akademik secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan kampus (Perguruan Tinggi) yang menginginkan layanan pendidikan yang terkomputerisasi untuk meningkatkan kinerja, kualitas layanan, daya saing serta kualitas SDM yang dihasilkannya. Aplikasi e-Akademik dibangun untuk memberikan kemudahan bagi perguruan tinggi dalam membuat laporan EPSBED.

e-Akademik dapat membantu dalam pengelolaan data nilai mahasiswa, mata kuliah, data staf pengajar (dosen) serta administrasi fakultas/jurusan yang sifatnya masih manual untuk dikerjakan dengan bantuan Software agar mampu mengefektifkan waktu dan menekan biaya operasional.

e-Akademik juga telah disesuaikan dengan kebutuhan pembuatan laporan Perguruan Tinggi, diantaranya pembuatan laporan EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasiskan Evaluasi Diri) yang diserahkan kepada DIKTI setiap semester serta pelaporan untuk perpanjangan izin program studi secara OTOMATIS.

» Keunggulan e-Akademik

§ User Friendly

Disain tampilan dan menu-menu yang mudah dioperasikan dengan tidak menghilangkan informasi penting yang ingin disampaikan.

§ Sesuai dengan kebutuhan Perguruan Tinggi

e-Akademik dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan sistem akademik pada Perguruan Tinggi seperti sistem pengambilan mata kuliah, format transkrip nilai, pengelolaan data mahasiswa dan dosen, pengelolaan program studi dan lain-lain.

§ Kompatibel dengan laporan DIKTI

e-Akademik dapat mengakomodir kebutuhan pembuatan laporan EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasiskan Evaluasi Diri) SK-034 dari DIKTI sehingga laporan ke DIKTI setiap semester dapat dibuat dengan cepat dan akurat karena diambil dari ‘transaksi’ kegiatan harian instansi Anda.

§ Kompatibel dengan laporan DIKTI (SK-108)

SK-108 diperlukan sebagai syarat untuk perpanjangan izin program studi. Dengan bantuan SI Akademik, Anda tidak perlu lagi repot membuat laporan yang harus diserahkan setiap 2 tahun ini.

§ Menekan Biaya Operasional

e-Akademik terbukti efektif memangkas biaya operasional pengelolaan data akademik terutama dalam hal efektifitas kerja dan biaya untuk alat tulis kantor (ATK).

§ Berbasis Web/Jaringan

e-Akademik dapat digunakan dalam sebuah jaringan lokal (LAN) maupun internet sehingga memudahkan koordinasi dan efektif kerja.

§ Bebas biaya lisensi untuk komputer client

User berhak/dibebaskan menggunakan komputer client tanpa dibebani biaya tambahan, berapapun jumlah komputer client yang digunakan.

§ Dikembangkan secara kontinue dan konsisten

e-Akademik dikembangkan secara berkesinambungan dan konsisten demi meningkatkan kemampuannya terutama dalam penyesuaian dengan versi terbaru dari sistem laporan ke DIKTI.

Rabu, 05 November 2014

IndiCampus: Indonesia Digital Campus


Akamai Technologies Inc.Tabel adopsi koneksi internet broadband di negara-negara wilayah Asia Pasifik, menurut laporan State of the Internet kuartal-III 2013 dari Akamai



Akses Internet Perguruan Tinggi Masih Rendah


Pemakaian jaringan pita lebar (broadband) perguruan tinggi di Indonesia memang masih lebih rendah bila dibanding kampus-kampus di Eropa dan Amerika Serikat.

Executive General Manager (EGM) Divisi Busines Service (DBS) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Yusron Haryadi mengatakan, rata-rata akses koneksi pita lebar kampus di Indonesia sebesar 30 Mbps. Sementara itu, di Amerika Serikat dan Eropa mencapai 100-500 Mbps. Di Indonesia yang paling besar adalah di UGM, yakni 1,3 Gbps,
Rendahnya penetrasi internet ke kampus-kampus di Indonesia disebabkan masih tingginya biaya. Perguruan tinggi negeri masih lebih baik dibanding kampus swasta. Karena akses internet di PTN juga didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penetrasi internet pita lebar di PTN sangat besar, mencapai 50 Gbps.
Sedangkan sekitar 3.000 kampus swasta di Indonesia,30 persen kampus masih harus disehatkan. Dan masih banyak kampus (swasta) belum terfasilitasi broadband.
Dari 1.000 kampus swasta yang sudah terakses pita lebar, secara total hanya tercatat 3 Gbps, atau rata-rata hanya 3 Mbps per kampus.

Ketimpangan aksesibilitas internet antara PTN dan PTS ini cukup memprihatinkan. Perguruan tinggi sebagai Center of Excellence, mahasiswanya harus mendapat kesempatan sama dalam mengakses ilmu pengetahuan (knowledge).
Atas dasar itu, Telkom sebagai BUMN bertekad membuat seluruh perguruan tinggi swasta bisa mengakses internet lebih murah, lewat program Indi Campus.

Program IndiCampus memungkinkan kampus-kampus yang berlangganan akses internet premium dari Telkom secara kolektif dengan metode "Bandwidth Connetion Sharing," yaitu pembelian bandwidth secara "bulk" untuk kemudian dibagi ke anggota Hub Kampus. Bahkan, lanjutnya, Telkom juga memberikan diskon untuk layanan ini sampai 50 persen.

IndiCampus di wilayah Solo

PT.Telkom bekerjasama dengan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta telah menyelenggarakan Seminar Sehari tentang IndiCampus (Indonesia Digital Campus) pada 22 September 2014 di Hotel Paragon Solo, yang diikuti oleh Perguruan Tinggi di wilayah Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Klaten, Boyolali dan Salatiga.
Dalam Seminar tersebut dibahas tentang Big Data & Program IndiCampus yang merupakan bentuk kepedulian dan dukungan TELKOM bagi kemajuan bangsa melalui program Indonesia Digital Network (IDN) khususnya untuk komunitas Perguruan Tinggi, yaitu dengan menyediakan layanan Information and Communication Technologi (ICT) untuk mempercepat digitalisasi Kampus dan pengembangan total solusi bagi Perguruan Tinggi, juga membantu terpenuhinya prasyarat World Class Campus seluruh kampus di Indonesia.
Program IndiCampus ini dikemas dengan konsep 3 C, yaitu :
1.    Connectivity (Datinisasi)
       Melakukan penggelaran infrastruktur dengan teknologi Fiber Optik (FO) di lingkungan Kampus dan penyediaan layanan Internet, Voice dan datacom, Data Center, Akses Point, Customer Premises Equipment (CPE) berkualitas prima.   Program Conectivity Internet antara lain denganproduk  VPN IP, Astinet, Metrolink, SpeedyGold, Mobile VPN, IP PBX dengan harga yang terjangkau (sesuai kebutuhan), dan kami siap membantu untuk membangun LAN, WAN di lingkungan Kampus dengan kualitas jaringan Fiber Optik, dengan jaminan Service Level Guaranty (SLG) 1x24 Jam.

2.    Content & Aplication (Digitalization)
Menyiapkan Sistem Informasi Akademik(e-Akademik), Distance Learning (Pembelajaran Jarak Jauh), Q-Jurnal, Q-Baca, E-Book,e-Registration, Virtual Data Storage, University Management System,  Digital Library & Multimedia, Digital Text Books yang merupakan pengembangan  layanan kebutuhan kampus. (Detail aplikasi terlampir).

3.    Community (Diseminasi)        
Menjalin interaksi antar komunitas Perguruan Tinggi yaitu Mahasiswa, Dosen, Rektorat, Regulator (DIKTI, KOPERTIS), Asosiasi-asosiasi Perguruan Tinggi seperti APTIKOM, APTISI dan lainnya.
diolah dari beberapa sumber